Pemerintah menargetkan jumlah mobil hybrid dan listrik di Tanah Air mencapai lebih dari 2.200 unit pada 2025. Hal ini terkait dengan diversifikasi energi untuk meningkatkan konservasi sumber daya energi dan ketahanan energi nasional di pusat dan di daerah.

Menanggapi rencana ini, PT Astra Daihatsu Motor (ADM) menyatakan belum berencana untuk menghadirkan kendaraan hybrid maupun listrik di Indonesia. Ini terkait dengan kebijakan internal perusahaan. "Kami enggak akan main. Kami enggak main hybrid atau listrik. Karena sebagai grup Toyota, sudah dibagi-bagi tugasnya. Daihatsu main mobil konvensional compact dan yang listrik dan hybrid itu Toyota," ujar Amelia Tjandra, direktur marketing ADM, beberapa waktu lalu.

Menurut Amel, kebijakan Daihatsu tidak menghadirkan kendaraan hybrid maupun listrik bukan hanya di Indonesia, tetapi secara global. "Kan kami (dengan Toyota) pemiliknya sama, jadi diatur. Kalau enggak diatur, nanti tumpang tindih. Daihatsu di Jepang juga enggak ada mobil listrik atau hybrid. Saat ini diaturnya seperti itu, kalau nanti berubah, ya kami ikuti," ujarnya. Sebelumnya diinformasikan, Direktur Sarana Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Carlo Manik mengatakan pihaknya mendapat dua tugas terkait diversifikasi energi di bidang angkutan.

"Kementerian Perhubungan mendapat dua tugas. Pertama, meningkatkan jumlah mobil listrik untuk angkutan umum menjadi 10 persen. Ini tugas berat angkutan umum 10 persen dari jumlah mobil sampai 2025. Tugas kedua, mengembangkan kendaraan listrik (mobil hybrid atau listrik). Pada tahun 2025, harus ada sebanyak 2.200 unit," paparnya.